Kamis, 06 Desember 2012

Adit dan Tya


Sudah 1 tahun 9 bulan Adit dan Tya menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih, mereka saling mencintai, selalu berusaha untuk saling mengerti satu sama lain, dalam berbagai hal. Mencoba menyelesaikan masalah berdua dengan satu pembicaraan yang bisa diambil titik tengah atau solusi yang baik untuk kedua belah pihak.

Tidak hanya kebahagiaan yang sering mereka bagi, tapi kesedihan juga sering mereka bagi untuk mengurangi sedikit beban yang dipikul oleh masing-masing. Canda Tya bisa membuat Adit tertawa lepas dengan mengumbar senyuman manis, dan Air mata Tya bisa membuat Adit sedih tapi juga bisa membuat Adit menjadi kuat, supaya Adit bisa merangkul Tya agar Tya tidak terjatuh.

Perbedaan usia yang cukup jauh, membuat mereka merasa mereka bisa saling melengkapi satu sama lain, entah itu dalam hal kehidupan dunia, pendidikan, atau hiburan yang bisa mereka nikmati berdua. Adit yang bergitu serius bisa mencair saat Tya melontarkan candaan ringan saat mereka bersama. Tya yang belum tau tentang dunia dan kehidupan yang keras, Adit punya jawaban atas semua pertanyaan-pertanyaan Tya. Yaa.. mereka saling melengkapi untuk membuat dunia mereka bahagia , dan berbeda dari yang lain.

Untuk mereka, cinta mereka berbeda, tidak sama dengan pasangan lain yang bisa pergi nonton ke bioskop di malam minggu. Hanya pergi makan malam sehabis Adit pulang kerja dengan banyak note reminder dalam pikirannya, itu sudah cukup membuat mereka seperti sepasang kekasih yang sempurna. Atau, Adit yang menjemput Tya dikampusnya, saat keluar kelas Tya melihat Adit sedang berbaur dengan teman-teman Tya, itu sudah cukup membuat orang-orang melirik iri pada mereka. Hambatan yang paling tidak bisa dihindari dalam hubungan mereka adalah, orang tua Tya yang tidak sependapat bahwa perbedaan 11 tahun itu tidak baik untuk menjalin sebuah hubungan yang serius. Mereka berpikir bahwa hubungan semacam itu hanyalah beralaskan nafsu sesaat, entah itu karna Tya adalah gadis manis yang banyak digandrungi oleh pria pria seusianya atau seusia Adit, jadi Adit pun tertarik dengan Tya. Atau, karna seorang Adit adalah pria mapan yang tampan dan banyak dikejar-kejar oleh banyak wanita. Yang tau semuanya, hanyalah mereka, Adit dan Tya.

Hubungan mereka tidak luput dari masalah mereka berdua, kemarahan Adit dan kekesalan Tya bisa menjadi bumbu dalam hubungan mereka. Adit seorang karyawan di suatu perusahaan yang cukup ternama dibidangnya, dan kesibukannya mungkin sama dengan mini market yang buka 24 jam. Sedangkan Tya, mahasiswi yang punya banyak waktu luang saat tidak bertemu dosennya dikelas. Terkadang Adit bisa meluangkan waktunya yang banyak untuk Tya, tapi terkadang Tya mengeluh karna Adit yang begitu sibuk dan tidak punya waktu untuknya. Padahal, saat Adit tidak bersama Tya, sebisanya Adit memberikan perhatian penuh untuk Tya, entah untuk sekedar mengingatkan makan, menanyakan kabar, memberitahu apa yang sedang Adit lakukan. Adit melakukan itu semua tapi itu tidak cukup membuat Tya mengerti bahwa Adit terus berusaha untuk tidak membuat Tya kesepian. Dan setiap kali Tya merasa begitu, Adit selalu bisa meyakinkan Tya tentang pengorbanan yang Adit lakukan, bukan untuk membuat Tya merasa tidak enak atau berhutang budi, tapi Adit hanya ingin memberitahu Tya, bahwa dia selalu menjadi prioritas untuk Adit.

Pelukan hangat pun bisa menjadi obat yang mujarab untuk Adit, menenangkan Adit bahwa Tya, sudah kembali.

Tya bisa menjadi sangat menyebalkan, dia bisa marah jika Adit telat mengangkat telp darinya, walopun alasannya sangat masuk akal , tapi Tya tidak mau perduli. Atau saat Adit tertidur karna kelelahan, dia bisa mematikan handphone nya krna kesal tidak ada balasan dari Adit. Dan Adit pun hanya manusia biasa, dia bisa marah saat batas kesabarannya diuji. Tidak ada pertengkaraan saat itu, hanya Adit yang terus bicara tentang ketidaksukaan sikap Tya, Tya hanya bisa mendengarkan semua keluhan Adit, dan mencoba meresapi semuanya dalam hati dan pikiran. Tya tidak bisa berkata banyak, semua kata kata yang ada tiba tiba hilang seperti dibawa mati fir’aun. Tya menjerit dalam hati, dia inginkan katakan “Aku Sangat Merindukan Kamu, sampai aku berbuat bodoh seperti ini” , tapi semuanya tertahan , ntah kenapa..

Butuh 1 jam untuk bisa mendinginkan suasana mobil ditambah cuaca panas diluar, bicara “MAAF” dan memeluk erat tanda tak mau kehilangan dan berjauhan.

Melihat senyuman Adit, hati Tya pun tenang , dan itulah kebahagiaan menurut mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar